Saat ini perkembangan teknologi sudah semakin maju dan banyak alat – alat canggih yang dibuat untuk memudahkan pekerjaan manusia. Alat – alat ini tidak hanya dibuat untuk mempermudah manusia dalam melakukan kegiatan sehari – hari, tapi juga ada yang dikembangkan untuk mempermudah penghobi.
Salah satu alat yang dapat mempermudah penghobi ikan dalam aquarium adalah chiller. Penggemar aquarium air laut pasti tahu alat ini karena alat ini memang paling banyak digunakan untuk aquarium air laut.
Fungsi chiller
Fungsi chiller sangat sederhana, yaitu untuk menurunkan suhu atau mendinginkan air di dalam aquarium. Cara paling sederhana untuk menjelaskan fungsi chiller adalah chiller berperan seperti kipas untuk aquarium agar suhunya tidak tinggi. Chiller biasanya banyak digunakan untuk aquarium air laut karena jika ingin mengisi dengan karang suhu air tidak boleh terlalu tinggi atau karang tidak akan dapat bertahan.
Jika hanya mengisi aquarium air laut dengan ikan, tidak terlalu memerlukan chiller. Sedangkan chiller untuk aquarium air tawar atau aquascape tidak terlalu dibutuhkan karena tanaman dan ikan dapat bertahan pada suhu tropis.
Cara kerja chiller
Walaupun fungsi chiller sangat sederhana, tapi cara kerja chiller bisa dikatakan cukup membingungkan jika memang bukan orang yang mengerti mesin. Pada dasarnya cara kerja chiller sama seperti cara kerja lemari pendingin atau AC. Di dalam chiller terdapat pertukaran panas yang dibantu oleh gas yang biasa disebut dengan freon.

- Proses pertama adalah air di dalam aquarium akan dipompa menggunakan power head ke dalam chiller yang sudah tersambung dengan selang. Air tersebut akan masuk ke dalam komponen yang bernama heat exchange atau evaporator yang berisi serangkaian kumparan logam yang berisi zat pendingin. Pada komponen inilah pertukaran panas terjadi.
- Air yang suhunya sudah turun akan kembali ke dalam aquarium. Lalu zat pendingin yang sudah menyerap panas tadi akan berubah dari cair menjadi gas di dalam kompresor. Zat pendingin yang sudah menjadi gas akan berpindah ke tempat pendinginan karena adanya tekanan di dalam kompresor.
- Lalu zat pendingin yang masih berbentuk gas akan mengalir ke kondenser. Zat pendingin akan didingankan pada komponen ini dengan bantuan kipas yang meniup angin ke kondenser. Inilah sebabnya chiller harus ditempatkan pada tempat yang ventilasi udaranya bagus. Karena udara panas akan keluar dari chiller, jika tidak ada ventilasi udara maka udara panas itu akan kembali masuk ke dalam chiller sehingga zat pendingin tidak dapat didinginkan.
- Setelah zat pendingin kembali dingin, maka akan kembali ke bentuk cair dan mengalir lagi ke dalam komponen heat exchanger melalui expansion valve yang akan mengatur tekanan zat pendingin saat masuk ke dalam heat exchanger sebelum digunakan lagi.
- Tentu saja semuanya dikendalikan oleh thermostat. Jika suhu air naik maka chiller akan bekerja, namun jika suhu sudah turun maka chiller akan berhenti bekerja.
Jadi, pada intinya ada 2 proses penting yang terjadi di dalam chiller. Yang pertama adalah pendinginan air di dalam heat exchange atau evaporator, dan yang kedua adalah pendinginan zat pendingin yang melalui kompresor dan kondenser.
Jenis chiller
Jenis chiller | Kelebihan | Kekurangan | Harga |
Drop-in chiller | 1. Ukuran kecil 2. Sederhana 3. Pemasangan yang mudah | 1. Harga relatif lebih mahal dari jenis lain 2. Jarang ada di Indonesia | Mulai $1000 |
Inline chiller | 1. Mudah didapatkan 2. Jenis chiller paling umum digunakan 3. Tersedia berbagai ukuran sehingga cocok untuk berbagai ukuran aquarium | 1. Ukuran cukup besar 2. Pemasangan memerlukan sambungan selang dan pompa | Mulai 3 juta |
thermo-electric inline chiller | 1. Bisa dibuat sendiri 2. Harga jauh lebih murah dari jenis lain 3. Cocok untuk aquarium kecil 4. Alat kecil dan sederhana | 1. Tidak cocok untuk aquarium besar 2. Kemampuan pendinginan terbatas dalam skala kecil | Mulai 1 juta |
ice probes | 1. Alat kecil dan sederhana 2. Cocok untuk aquarium kecil | 1. Pemasangan sedikit rumit jika tidak ada tempat 2. Jarang ada di Indonesia 3. Kemampuan pendinginan terbatas dalam skala kecil | Mulai $120 |
Drop-in chiller
Chiller jenis ini cara kerjanya sama seperti yang sudah saya dijelaskan tadi. Cuma bedanya heat exchange pada chiller ini berada di luar. Seperti namanya drop-in, chiller ini menggunakan titanium yang berisi zat pendingin mengalir di dalamnya.
Baca juga: Apakah aquascape perlu heater?
Selanjutnya titanium tersebut bisa langsung dimasukan ke dalam air di aqurium. Jadi, ketika suhu air naik maka titanium yang sudah dialiri zat pendingin tersebut akan mulai bekerja langsung mendinginkan air.

Chiller jenis ini memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan dengan inline chiller yang biasa digunakan. Selain itu, tidak diperlukan persiapan seperti memasang selang dan hal lainnya karena hanya perlu menaruh titanium ke dalam air saja.
Namun, karena ukurannya yang kecil dan pemakaian yang sederhana membuat chiller jenis ini lebih mahal dari jenis chiller lainnya. Chiller jenis ini juga cukup jarang ditemui di pasar Indonesia.
Inline chiller
Jenis chiller ini adalah yang paling umum digunakan oleh penghobi sehingga menemukan chiller ini juga sangat mudah. Cara kerjanya sama seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Biasanya chiller jenis ini dihubungkan ke sump atau tempat penyimpanan air dan filtrasi pada aquarium.

Inline chiller memerlukan penggunaan selang dan pompa untuk mengalirkan air dari sump ke chiller dan kembali lagi ke sump. Chiller ini akan otomatis hidup dan mati sesuai dengan pengaturan suhu yang ditetapkan.
Agar bisa hidup dan mati secara otomatis, chiller ini dilengkapi dengan thermostat yang akan memeriksa suhu air tiap saat. Suhu air juga biasanya langsung dapat dilihat.
Nano thermo-electric inline chiller
Chiller yang satu ini juga cukup populer di Indonesia, terutama untuk yang suka dengan barang DIY. Chiller ini sangat sederhana sehingga bisa dibuat sendiri dengan bahan – bahan yang tidak terlalu mahal
Chiller ini menggunakan peltier sebagai alat utama untuk menghasilkan suhu dingin. Peltier tidak hanya bisa digunakan untuk pendinginan tapi juga bisa digunakan untuk memanaskan.

Hal ini dapat dilakukan karena kedua sisi peltier memiliki fungsi yang berbeda. Satu sisi untuk pendinginan dan sisi lainnya untuk memanaskan. Chiller ini mirip seperti CPU pada komputer dengan peltier sebagai CPU-nya.
Jika ingin digunakan sebagai chiller, peltier dengan sisi dingin dihubungkan dengan water block yang berfungsi sebagai tempat air mengalir. Sementara sisi yang menghasilkan panas dihubungkan dengan heatsink dan kipas untuk menghilangkan panas.
Untuk gampangnya, chiller ini seperti roti lapis karena semuanya tertumpuk. Selanjutnya tinggal menghubungkan water block dengan selang yang akan mengambil air dari aquarium.
Chiller ini cocok untuk aquarium dengan ukuran kecil karena tidak memerlukan banyak tempat, kecil, murah, dan pemasangan yang cukup mudah.
Nano ice probes
Chiller ini menggunakan teknologi yang sama dengan thermo-electric inline chiller, hanya saja air tidak dialirkan ke chiller melainkan chiller langsung dicelupkan ke air. Selanjutnya suhu dingin akan dialirkan melalui komponen yang berbentuk seperti corong.

Chiller ini cocok digunakan untuk aquarium kecil karena chiller jenis ini bisa didapatkan dengan filter gantung sekaligus jadi tidak perlu repot dalam pemasangannya. Kalau tidak langsung dengan filter maka pemasangan chiller ini cukup rumit karena perlu melubangi tempatnya seukuran dengan pipa pendinginnya.
Cara alternatif menurunkan suhu air aquarium
Tidak semua orang dapat membeli chiller untuk dapat menurunkan suhu air di aquarium. Maklum saja, harga inline chiller yang paling umum digunakan saja sampai berjuta – juta. Tentu saja pengeluaran tidak berhenti di sana, karena chiller memerlukan listrik untuk dapat beroperasi.
Jadi penggunaan listrik untuk chiller bisa disamakan dengan lemari pendingin kecil. Sebenarnya untuk menurunkan suhu aquarium tanpa chiller adalah pekerjaan yang sulit untuk dilakukan.
Namun, saya dapat memberikan beberapa alternatif untuk menurunkan atau paling tidak menjaga suhu air agar tidak naik terlalu tinggi.
Tempatkan aquarium di ruangan dengan AC
Cara yang pertama ini cukup umum untuk dilakukan. Saya berasumsi jika ruangan tempat ditaruhnya aquarium memang sudah terpasang AC sehingga tidak membeli AC hanya untuk aquarium.
Jika AC memang sudah ada maka cara ini dapat dilakukan sampai uang untuk membeli chiller tercukupi. Biasanya suhu aquarium mengikuti suhu lingkungannya, jika suhu lingkungan tinggi maka suhu aquarium juga akan mendekati suhu lingkungan atau ruangan.
Jadi dengan menggunakan AC, suhu ruangan dapat dibuat rendah sehingga suhu air di aquarium juga akan menurun suhunya sesuai dengan suhu ruangan.
Menggunakan kipas
Cara kedua ini sebenarnya menurut saya tidak terlalu efektif tapi cukup banyak juga orang yang mencoba menurunkan suhu aquarium dengan menggunakan kipas. Kipas yang biasa digunakan adalah kipas untuk mendinginkan CPU pada komputer.
Biasanya kipas akan rusak terlebih dahulu karena bekerja terus dengan waktu yang lama. Selain itu, seperti yang saya jelaskan tadi kalau suhu aquarium akan mengikuti suhu ruangan.
Jadi walaupun ada kipas yang diarahkan ke air yang ada di dalam aquarium, tidak akan terlalu membantu dalam menurunkan suhu air tersebut kalau suhu ruangan masih tetap panas.
Menggunakan lampu LED
Cara lain yang bisa dicoba untuk menurunkan atau paling tidak membuat suhu aquarium tidak terlalu tinggi adalah dengan menggunakan lampu LED. Lampu LED tidak menghasilkan panas sebanyak lampu lain.
Baca juga: Kombinasi lampu LED terbaik untuk aquascape
Dengan begini paling tidak dapat mengurangi komponen yang dapat berkontribusi dalam meningkatkan suhu air di aquarium.
Pompa yang tidak terawat
Pompa juga dapat berkontribusi dalam meningkatnya suhu di dalam aquarium. Karena air pasti akan masuk ke dalam pompa untuk dialirkan maka terjadi sentuhan antara air dan komponen pompa.
Komponen pompa yang bekerja tentunya juga menghasilkan panas yang dapat berkontribusi dalam meningkatkan suhu air. Jadi pompa sebaiknya juga diperiksa dan dibersihkan.
Apakah aquarium harus pakai chiller?
Setelah kita membahas panjang lebar mengenai chiller, apakah setiap aquarium harus menggunakan chiller? Tidak semua aquarium harus menggunakan chiller, chiller memang lebih banyak digunakan oleh aquarium air laut.
Umumnya karang atau koral yang digunakan pada aquarium air laut memerlukan suhu air yang stabil dan relatif lebih rendah dari suhu ruangan biasa. Jika tidak menggunakan chiller untuk menurunkan suhu air sudah bisa dipastikan kalau koral tidak akan bisa bertahan.
Baca juga: Apakah aquascape perlu CO2?
Jika hanya membuat aquascape atau aquarium air tawar tidak terlalu memerlukan chiller karena kebanyakan tanaman dan ikannya tidak masalah dengan suhu ruangan. Jadi jika tujuan kalian membuat aquarium air tawar saja, tidak perlu menggunakan chiller.
Pada aquarium air laut pun chiller tidak diharuskan jika hanya mengisinya dengan ikan dan tidak ada koral. Jadi, kalau ingin memiliki aquarium air laut tapi merasa chiller terlalu mahal, coba isi dengan ikan saja.