Microsorum pteropus atau yang lebih dikenal dengan nama java fern adalah salah satu tanaman yang paling sering digunakan di dalam aquascape. Java fern menjadi salah satu tanaman yang paling sering digunakan berkat kemudahan dalam perawatan sehingga sering menjadi pilihan pemula.
Pada artikel kali ini saya akan membagikan informasi mengenai cara menanam, cara merawat, hingga cara memperbanyak java fern.
Family | Polypodiaceae |
Perawatan | Mudah |
Laju pertumbuhan | lambat |
Pencahayaan | Rendah – Menengah |
Penempatan | Bagian tengah/belakang |
Tinggi maksimal | 35 cm |
Dari mana asal java fern
Java fern adalah tanaman yang berasal dari wilayah Asia Tenggara. Java fern masuk ke dalam family Polypodiaceae dan genus microsorum. Genus tersebut memiliki lebih dari 50 spesies.
Spesies yang mungkin paling populer di antara genus Microsorum adalan Microsorum pteropus atau yang dikenal dengan sebutan java fern. Java fern biasanya tumbuh di bebatuan atau sekitar pohon yang berada di jalur air seperti sungai atau air terjun.
Baca juga: Panduan lengkap cryptocoryne
Di alam liar, java fern dapat tumbuh secara penuh di dalam air atau hanya sebagian saja. Intinya, java fern hidup di tempat yang terkena air atau lembab.
Jenis java fern yang banyak diminati
Java fern saat ini sudah memiliki cukup banyak jenis selain jenis yang paling umum. Jenis yang paling umum memiliki ciri – ciri daun yang cukup lebar pada bagian bawah dan lancip atau mengecil pada bagian atas.
Jenis ini juga bisa memiliki tinggi maksimal hingga sekitar 35 cm, jadi bisa digunakan oleh berbagai ukuran aquarium.
Java fern windelov
Mungkin dari sekian banyak jenis java fern, windelov adalah salah satu yang cukup aneh. Java fern biasa hanya memiliki satu daun saja yang menjulang tinggi. Tapi, java fern windelov memiliki cabang kecil pada tiap ujung daunnya. Pada satu daun terdapat lebih dari satu cabang, jadi cabang ini terlihat seperti jari yang ada banyak.

Java fern windelov juga tidak tumbuh tinggi seperti java fern biasa, biasanya java fern windelov memiliki ukuran yang lebih kecil dari java fern biasa. Tinggi maksimalnya hanya sekitar 20 cm.
Java fern narrow leaf
Jenis java fern ini tidak terlalu berbeda jauh dengan jenis java fern seperti biasa. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran daunnya saja. Java fern narrow leaf memiliki ukuran daun yang lebih kecil dari java fern biasanya.

Maksud saya yang lebih kecil adalah lebar daunnya, java fern biasa pada umumnya memiliki lebar daun sekitar 15 – 20 cm. Java fern narrow leaf memiliki lebar daun sekitar 10 – 20 cm.
Java fern needle leaf
Java fern needle leaf memiliki lebar daun yang lebih kecil lagi jika dibandingkan dengan narrow leaf. Oleh karena itu namanya needle kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti jarum.

Karena daun java fern jenis ini memang terlihat seperti kumpulan jarum yang panjang. Java fern jenis ini dapat tumbuh hingga tinggi sekitar 15 cm.
Java fern trident
Jenis java fern ini memang sesuai dengan namanya trident. Trident dapat diartikan sebagai tombak yang memiliki 3 cabang. Sama dengan arti kata trident, java fern trident memiliki daun yang bercabang 3 seperti tombak.

Jenis java fern ini memiliki ukuran yang sedikit lebih dibandingkan dengan java fern narrow leaf, tapi memiliki pertumbuhan yang lebih cepat.
Cara menanam java fern
Mungkin bagi pemula ada satu kesalahan yang selalu dilakukan saat akan menanam java fern. Mungkin penyebabnya adalah begitu mendengar kata tanaman, kita otomatis berpikir harus menanamnya di dalam tanah.
Baca juga: 4 hal yang harus diketahui sebelum menggunakan tanaman anubias
Tapi, hal ini tidak berlaku untuk tanaman java fern. Java fern adalah tanaman epifit (epiphytes) yang artinya tanaman ini tidak memerlukan tanah untuk hidup atau mengambil nutrisi.
Jenis tanaman ini biasanya paling cocok jika ditempel pada batu atau kayu. Java fern memiliki 3 bagian, yaitu daun, rizoma, dan akar. Bagian rizoma tidak boleh ditanam di bawah tanah atau akan terjadi kebusukan, sedangkan bagian akar bisa berada di bawah tanah.
Java fern pada umumnya mengambil nutrisi langsung dari air menggunakan akar – akarnya, karena biasanya tumbuh dengan menempel pada tanaman atau benda lain. Jadi, jika kalian ingin menanam java fern, sebaiknya tempel pada batu atau kayu di dalam aquascape.
Caranya menempel bisa dengan bantuan tali pancing dengan mengikat bagian rizoma pada batu atau kayu. Selain dengan tali, bisa juga menggunakan lem super yang aman untuk aquarium.
Baca juga: Panduan lengkap bucephalandra (perawatan, cara menanam, jenis, cara memperbanyak)
Jenis lem ini biasanya adalah lem G, atau lem yang mengandung cyanoacrylate adhesive. Jadi tinggal teteskan sedikit pada batu atau kayu lalu tempel rizoma pada lem tersebut. Atau jika memang tidak ingin repot, java fern bisa ditaruh atau diselipkan pada sela batu atau kayu, intinya agar java fern tidak terlepas saja saat mengganti air atau memindahkan hal lainnya.
Cara merawat java fern
Sebenarnya java fern tidak memerlukan perawatan khusus agar bisa hidup dan tumbuh, yang penting adalah ada pencahayaan yang cukup. Karena java fern bisa tumbuh cukup tinggi, mungkin untuk aquarium yang terlalu kecil java fern bisa tumbuh melewati aquarium.
Jadi mungkin sebaiknya gunakan aquarium yang tidak terlalu kecil agar daun java fern tidak tumbuh melewati aquarium. Untuk urusan pencahayaan, sebaiknya gunakan lampu yang tidak terlalu terang.
Baca juga: Kombinasi warna lampu LED terbaik untuk aquascape
Kalau lampu yang digunakan terlalu terang kemungkinan malah merusak daun java fern itu sendiri dan bukannya tumbuh lebih cepat. Java fern pada habitat aslinya tidak mendapatkan banyak cahaya karena memang tumbuh diantara tanaman lainnya.
Jadi, jika java fern mendadak mendapatkan cahaya yang banyak secara langsung daunnya akan berubah kecokelatan dan lama – kelamaan menjadi transparan. Paling tidak kekuatan lampu antara 1,5 – 2 watt untuk tiap galon (3,7 liter) air.
Selain lampu, biasanya tanaman lain memerlukan adanya nutrisi dan CO2. Tentunya hal ini juga bisa dibilang berlaku untuk java fern, karena pada dasarnya jika ada tambahan nutrisi dan CO2 tanaman manapun akan dapat tumbuh dengan lebih cepat.
Tapi, java fern bisa tumbuh walaupun tanpa adanya tambahan CO2 dan nutrisi, hanya saja pertumbuhannya memang terlihat lambat. Bisa saja menambahkan nutrisi untuk mempercepat pertumbuhannya, tapi nutrisi yang harus diberikan adalah yang berbentuk cair.
Baca juga: Apakah aquascape perlu pupuk dasar?
Jika yang digunakan adalah pupuk dasar atau nutrisi yang ada pada tanah, tidak akan terlalu berguna untuk java fern karena tanaman ini mengambil nutrisi langsung dari air. Nutrisi yang diperlukan oleh java fern akan diambil melalui daunnya.
Hal yang membuat java fern cocok untuk pemula adalah karena hampir tidak perlu melakukan perawatan seperti pemotongan secara rutin. Memang hal ini tergantung selera masing – masing, tapi karena pertumbuhan java fern tergolong lambat makanya pemotongan hampir jarang atau bahkan tidak pernah diperlukan.
Apakah kalian tertarik untuk mencoba java fern pada aquascape kalian? Kalian bisa membelinya di lazada melalui link berikut.
Cara memperbanyak java fern
Menurut saya java fern ini memiliki cara unik untuk memperbanyak dirinya. Saat saya memiliki java fern pertama kali, saya menyaksikan hal yang sangat aneh terjadi.
Pada dasarnya untuk memperbanyak java fern ada 2 cara.
- Sama seperti tanaman anubias yang memiliki rizoma, untuk memperbanyak java fern tinggal memotong rizoma tersebut. Pastikan terdapat beberapa daun pada rizoma tersebut untuk berfotosintesis agar bisa tumbuh.
- Cara kedua adalah dengan cara yang alami. Java fern dapat memperbanyak dirinya dengan cara menumbuhkan tanaman baru melalui daunnya. Akan terlihat bagian menghitam pada daun java fern yang menandakan akan ada “java fern mini” yang tumbuh pada daun tersebut. Jika kalian memang ingin menanam java fern mini tersebut di tempat lain, tinggal potong saja dari daun tempat tumbuhnya. Sebaiknya tunggu hingga bibit tersebut agak besar dan memiliki daun sebelum dipotong dan dipindahkan ke tempat baru.
Masalah yang sering muncul
Alga
Masalah yang sering muncul biasanya adalah alga. Karena java fern adalah tanaman yang memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif lambat sehingga sangat rentan dengan serangan alga.
Alga yang dapat menyerang ada beragam, mulai dari hair algae hingga black beard algae. Alga yang berbentuk seperti helaian rambut dapat dengan mudah dihilangkan dengan cara menarik alga tersebut.
Baca juga: Cara merawat aquascape agar tidak berlumut
Tapi, selain itu inti permasalahannya harus di atasi juga agar alga tidak kembali muncul. Biasanya alga muncul karena ada ketidakseimbangan antara nutrisi, cahaya, dan CO2 kalau memang menggunakan CO2.
Jadi sebaiknya lakukan penggantian air hingga 50% dan mulai cari apa masalahnya. Tidak mengganti air dalam waktu lama juga dapat menjadi masalahnya. Jadi pastikan kalau penggantian air dilakukan secara rutin juga.
Java fern menghitam
Ada beberapa kemungkinan jika java fern menghitam. Kemungkinan pertama adalah tanda hitam tersebut merupakan “java fern mini” yang akan tumbuh dari daun java fern tersebut. Jika memang tanda hitam tersebut tidak menjadi java fern mini, kemungkinan lainnya adalah java fern kekurangan nitrogen.
Kemungkinan lainnya lagi bisa saja karena lampu yang digunakan terlalu terang sehingga membuat java fern “kepanasan” sehingga menjadi gosong atau terbakar. Jika kekurangan nitrogen adalah penyebabnya, yang harus dilakukan adalah menambahkan pupuk cair.
Jika terbakar adalah penyebabnya maka cobalah gunakan lampu yang lebih rendah kekuatan watt-nya.
Perbedaan kadaka dan java fern
Kadaka dan java fern memang sekilas terlihat mirip atau sama. Tapi, perbedaan yang paling terlihat adalah tempat hidupnya. Kadaka tidak hidup di dalam air, melainkan di darat dan biasanya ditumbuhkan dengan menggunakan lempeng pakis. Sedangkan java fern tumbuh di dalam air sepenuhnya atau sebagain.
Selain perbedaan habitat hidup, dari segi nama dan family juga berbeda. Kadaka memiliki nama latin Asplenium scolopendrium, yang merupakan bagian dari family Aspleniaceae. Sedangkan java fern berasal dari family Polypodiaceae.
Walaupun keduanya masih berhubungan dekat karena masih berada di kelas dan ordo yang sama yaitu Polypodiopsida dan Polypodiales. Jadi kadaka dan java fern memang masih kerabat dekat yang hanya berbeda tempat hidup.